Minggu, 02 Mei 2010

Membaca 7 Cara Pendekatan sebelum Menikah ala Khadijah – Muhammad, jadi terasa Hidup . . . . .


Membaca 7 Cara Pendekatan sebelum Menikah ala Khadijah – Muhammad, jadi terasa Hidup . . . . .

1. Ta’aruf Pasif : “Khadijah mulai naksir Muhammad lantaran mendengar kabar mengenai kemuliaan akhlak beliau.”
Saat itu, masyarakat Mekkah sedang ramai membicarakan Muhammad bin Abdullah, seorang pemuda yang bisa menjaga kejujuran dan keluhuran hati, sementara para pemuda pada umumnya suka foya-foya. Khadijah naksir itu bukan lantaran ketampanan atau pun kekayaannya. Malah, saat itu Muhammad saw, merupakan pemuda miskin.

2. Ta’aruf Aktif : “Khadijah menyaksikan sendiri kemuliaan akhlak Muhammad melalui pembincangan dalam tatap muka langsung.”
Pada mulanya, ketertarikan Khadijah kepada Muhammad bukanlah dalam rangka kepentingan asmara, melainkan bisnis. Kita tahu, Khadijah ialah seorang pengusaha kaya. Lantas, Khadijah pun memanggil Muhammad dan mengajaknya berbincang-bincang mengenai Perdagangan. Dengan perbincangan seperti ini, Khadijah bisa mula mengecek apakah benar bahwa Muhammad berakhlak Mulia.

3. Tanazhur (Ta’aruf Interaktif) : “Khadijah dan Muhammad menjalin kerjasama pengembangan karir.”
Melalui perbincangan tersebut tadi, Khadijah menganggap bahwa Muhammad adalah sosok yang ia butuhkan untuk berdagang ke negeri syam. Muhammad pun menerima tugas itu dengan senang hati. Dengan interkasi seperti ini, Khadijah dapat me-recheck atau melakukan pengujian terhadap Muhammad sebelum benar-benar yakin bahwa Muhammad memang berakhlak Mulia.

4. Tanazhur Langsung : “Khadijah mengalami sendiri indahnya menjalin Kebersamaan dengan Muhammad yang berakhlak mulia.”
Sepulangnya Muhammad saw. Dari negeri syam, Khadijah menerima laporan langsung dari beliau mengeani penunaian tugas berdagang tersebut tadi. Khadijah sangat gembira dan terlihat antusias sekali menyimak laporan tersebut. Secara demikian, tumbuhlah rasa cintanya kepada beliau. Hari demi hari, cintanya semakin mendalam.

5. Tanazhur Berjaring : “Khadijah memanfaatkanAJringan (network)-nya untuk memperlancar interkasinya dengan Muhammad.”
Maisarah ialah seorang kepercayaan Khadijah yang menyertai Muhammad berdagang ke negeri Syam. Ia pun menceritakan pengalaman-pengalaman yang ditemuinya selama perjalanan. Laporan-laporannya mengenai kemuliaan Muhammad menjadikan Khadijah semakin berhasrat untuk menjadi istri Beliau.

6. Tanazhur Bermedia : “Khadijah mengerhkan “Agen Cinta” untuk memperlancar hubungannya dengan Muhammad.”
Dalam tradisi Arab ketika itu, bila seorang perempuan kaya mendatangi seorang pemuda untuk meminta menikahinya, maka itu di pandang memalukan. Untuk menyiasatinya, Khadijah pun mengutus Nafisah, seorang kepercayaan lainnya, untuk membujuk Muhammad supaya mau melamar dirinya.

7. Khitbah : “Muhammad melamar Khadijah untuk menjadi istri Beliau”. Di depan keluarga Khadijah, Muhammad saw. Melamarnya. Maharnya 20 ekor Unta. Lamaran pun di terima. Pernikahan itu sendiri dilaksanakan pada waktu 2 bulan 15 hari setelah Muhamamd datang dari Syam. Usia Muhammad saat itu 25 tahun, sedangkan hadijah 40 tahun.

“Apakah masih ada seorang Siti Khadijah selanjutnya,,,,, Ku harap ada seseorang yang menginginkan aku karena kekagumannya dia terhadap diriku . . . . . . . Allah pasti akan memberikan aku yang terbaik…. tanpa kekurangan apapun di mata kepalaku……”aris djunaedi, catatan sang pemimpi, islami

0 komentar:

Posting Komentar

assalamualaikum,,,
komen anda sangat bermanfaat..